Kamis, 03 April 2014

KARANGAN ILMIAH / NON ILMIAH DAN METODE ILMIAH

KARANGAN ILMIAH DAN KARANGAN NON ILMIAH

                                                            KARANGAN ILMIAH

A.    PENGERTIAN

     Karya Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.

Tujuan karya ilmiah: agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.

   B. FUNGSI KARANGAN ILMIAH

  Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
1. Penjelasan (explanation)
2. Ramalan (prediction)
3. Kontrol (control)
Hakikat karya ilmiah: mengemukakan kebenaran melalui metodenya yang sistematis, metodologis, dan konsisten.

  C. SIFAT KARANGAN ILMIAH

   Formal harus memenuhi syarat:

1. lugas dan tidak emosional
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

Jenis-jenis karya ilmiah umum karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci).

D. MANFAAT KARANGAN ILMIAH

     Menurut sikumbang (1981), sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut.

1. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, ia mesti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas.
2. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis.
5. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.

Manfaat penyusunan karya ilmiah bagi penulis adalah berikut:
• Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif;
• Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber;
• Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan;
• Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis;
• Memperoleh kepuasan intelektual;
• Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;
• Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

KARANGAN NON-ILMIAH

A.    PENGERTIAN

Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).

B.     CIRI-CIRI

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

• Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
• Fakta yang disimpulkan subyektif,
• Gaya bahasa konotatif dan populer,
• Tidak memuat hipotesis,
• Penyajian dibarengi dengan sejarah,
• Bersifat imajinatif,
• Situasi didramatisir,
• Bersifat persuasif.
• Tanpa dukungan bukti

Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
• Dongeng
• Cerpen
• Novel
• Drama
• Roman.

Karya nonilmiah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan fakta pribadi, dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain :
1. Emotif : merupakan kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan sedikit informasi
2. persuasif : merupakan penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative
3. Deskriptif : merupakan pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
4. Jika kritik adakalanya tanpa dukungan bukti

 Perbedaan Karya Ilmiah dengan Nonilmiah
Menurut Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmiah, ilmiah, dan nonilmiah adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam karangan ilmiah digunakan bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu, dalam karangan semiilmiah bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin dihindari. Dengan kata lain, karangan semiilmiah lebih mengutamakan pemakaian istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. 
Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
1. Karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
2. Karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
3. Dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian.

CONTOH KARANGAN ILMIAH

Bagaimana cara menyingkirkan komedo dengan alami serta cepat, dikarenakan ini sudah pasti dapat amat mengganggu kecantikan seorang wanita. komedo umumnya banyak ada pada hidung, walau ini bukan hanya satu penyakit yang beresiko, namun dapat bikin tampilan seorang wanita atau keyakinan diri jadi menyusut. apa sesungguhnya pemicu komedo itu ? pori-pori muka yang membesar serta tampak bintik-bintik menghitam atau terlihat layaknya benjolan kecil di kulit, ini terlebih dikarenakan dikarenakan kebersihan serta perawatan muka yang kurang terjaga.

layaknya juga jerawat biasanya, komedo juga dapat dikarenakan dikarenakan penyumbatan pada pori-pori muka oleh tumpukan minyak, kotoran serta juga sel kulit mati di tempat muka. serta komedo ini dapat bikin gemas untuk memencetnya keluar dari didalam kulit, namun ini lantas dapat mengakibatkan berlangsung luka serta apalagi iritasi dengan dampak yang lebih jelek pada kulit serta kecantikan muka.

menyingkirkan komedo dapat dikerjakan lewat cara yang praktis gunakan alat spesifik, namun ini akan menyebabkan sama layaknya bila kita coba memencetnya keluar dengan paksa menggunakan tangan. atau dapat juga menggunakan plester spesial yang dapat dibeli, namun mesti dengan cost yang sedikit mahal serta teratur memakainya.

kita senantiasa melacak alternatif, terlebih untuk beberapa gadis serta wanita yang dapat mempunyai agak banyak waktu senggang di rumah, untuk bikin semua sesuatunya sendiri dengan bahan yang ada serta mudah didapat di sekitar kita. serta saat ini kita dapat coba cara menyingkirkan komedo dengan alami serta cepat dengan susu cair serta gelatin.

gelatin ini umumnya dipakai saat bikin jelly serta dapat dibeli di toko kue didalam wujud bubuk. pada mulanya tambah baik bila ditanyakan bahan pembuatnya, dikarenakan untuk muslim pastinya mesti menentukan dari type halal yang terbuat dari tulang atau kulit hewan yang halal.

cara menyingkirkan komedo dengan alami
1. masukkan susu cair serta gelatin, tiap-tiap sejumlah 1 sendok makan ke didalam gelas kaca lantas diaduk.
2. masukkan serta panaskan didalam microwave sepanjang kurang lebih 10 detik saja.
3. angin-anginkan, tunggulah hingga dingin.
4. lantas berikan pada lokasi muka yang ada komedonya, contohnya di hidung. ini dapat dengan pertolongan kuas yang halus.
5. tunggulah hingga betul-betul kering, lantas lepaskan dengan perlahan susunan tadi.
lewat cara ini komedo dapat terangkat serta melekat pada susunan tersebut. kita dapat lakukan ini cukup 1 minggu sekali. selamat coba cara menyingkirkan komedo ini, semoga sukses serta muka dan tampilan anda dapat senantiasa terjaga tanpa mesti diganggu oleh komedo.
Karangan: Mulki Muluc

CONTOH KARANGAN NON-ILMIAH

Seuntai Kalung Mutiara Fatimah
Di sebuah kota, hiduplah seorang wanita janda yang cantik dan awet muda, namanya Fatimah. Suaminya telah meninggal dan dia tak punya anak, dia miskin dan tinggal di sebuah rumah kecil tanpa isi. Pakaiannya hanya 3, begitu pula jilbabnya, sepatu alas kakinya hanya dua. Menunggu alas kaki kayu seperti bakiak yang selalu digunakannya menyempit dan baru menggunakan alas kaki sepatu dari suaminya yang saat dibelikan kebesaran di kaki Fatimah. Pasti jika si alas kaki kayu ini sudah menyempit kakinya muat di sepatu itu. Hmm… Bajunya itu tiga-tiganya gamis terusan muslimah dan jilbab putih tiga-tiganya. Meski pakaiannya itu-itu saja penduduk tak pernah mengejeknya dan selalu sopan.
Dia tinggal sendirian di rumahnya itu, tapi dia sangat dermawan dan baik hati, tetangga-tetangganya pun kenal baik dengan Fatimah, harta peninggalan suaminya hanyalah seekor kambing betina, dan seuntai kalung mutiara putih yang indah sekali. Setiap hari dia makan apa adanya. Untunglah, Pak Sabar, orang kaya yang baik sekali itu tiap hari memberi Fatimah sepiring nasi dan lauk kecil, seperti tempe, dan Pak Sabar yang baik itu juga memberi Fatimah seekor kambing jantan.
Suatu Hari, datanglah seorang pengembara yang kelaparan, Fatimah kebingungan, karena dia sendiri tak punya makanan. Lalu dia ingat kepada kedua kambingnya, dia pun berniat menyembelih kambing betinanya yang sekarang jarang sekali mengeluarkan susu.
“Tunggu sebentar ya, saya akan menyembelih dahulu kambing betina saya”, kata Fatimah pada pengembara itu.
“Sebentar, nyonya. Saya sarankan sebaiknya anda menyembelih kambing yang jantan saja, karena kelak kambing betina itu berguna untukmu”, kata pengembara itu dengan kata-kata membingungkan.
Walau begitu dia menuruti saran pengembara itu, dia pun menyembelih kambing yang jantan dengan islami tentunya walau disembelih oleh sendiri. Meski agak lama, si pengembara tetap sabar karena dia tau menyembelih kambing memang tak mudah apalagi dilakukan oleh seorang perempuan. Lalu memberikan dagingnya kepada si pengembara, pengembara itu makan dengan lahap, setelah makan, ia pamit dan menyerahkan sejumlah uang pada Fatimah.
“Oh, tak apa tuan. Uang ini untuk anda”, kata Fatimah. Akhirnya pengembara itu pergi. Tapi diam-diam si pengembara kagum dengan kebaikan hati Fatimah menyembelih kambingnya sendiri walau sendirinya kelaparan dan si pengembara meninggalkan sejumlah uang itu di meja Fatimah dengan sebuah surat. Fatimah geleng-geleng kepala dan bersyukur lalu berdoa supaya si pengembara tadi mendapat balasan yang lebih dari sekadar uang. Karena uangnya juga banyaaak… Fatimah menggunakannya untuk membeli makanan untuk dirinya dan sedikit rumput segar untuk si kambing betina yang tinggal sendiri. Sisanya ditabung.
Sorenya seperti biasa dia bekerja dengan membantu-bantu di rumah Nyonya Kris, malamnya pun dia makan sederhana seperti biasanya.
Keesokan Harinya…
Fatimah sedang membersihkan rumahnya, sorenya, dia mendengar ada seorang saudagar kaya yang membutuhkan pertolongan, dia pun dengan senang hati menolongnya tanpa imbalan.
Saat tiba di rumahnya, dia mengusap keringatnya dan mengambil segelas air, tiba-tiba…
Tok! Tok! Pintu rumah kecilnya diketuk-ketuk.
Fatimah membuka pintu dan ternyata yang datang adalah seorang pengemis lusuh tanpa baju dan hanya memakai celana.
“Assalamualaikum, nyonya… permisi, bisakah anda membantu saya, memberikan uang atau pakaian?” tanya pengemis itu pelan.
Fatimah bingung lagi, dia tak punya makanan, uang, dan pakaian miliknya hanya tinggal dua pasang dan dua-duanya adalah setelan kaus panjang dengan rok panjang.
“Maaf… saya tidak memiliki uang, dan pakaian saya pun hanya ini dan dua pasang lagi, tapi keduanya adalah baju terusan rok dan kaus” kata Fatimah. Akhirnya.
“Oya pak, saya hanya tinggal memiliki ini, ambillah pak!” kata Fatimah, menyerahkan kalung mutiara putihnya itu. Fatimah lupa bahwa dia tadi punya uang, dan ketika ingat, Fatimah menyerahkan sebagian kecilnya kepada si pengemis.
“Terimakasih, nyonya! Terimakasih!”pengemis itu mengucapkan terimakasih dan lalu pamit.
Fatimah menutup pintunya, sementara, pengemis itu berjalan senang menuju rumah seorang petani sederhana, tak kaya, tak miskin.
Dia memberikan kalung mutiara dari Fatimah dan petani itu menukarnya dengan pakaian, pengemis itu sangat senang dan langsung memakai pakaiannya.
Sementara itu di rumah petani, si petani langsung memberikan kalung mutiara itu pada saudagar kaya yang ditolong Fatimah, dan saudagar kaya itu menukarnya dengan makanan dan pakaian lagi. Si petani juga senang.
Di rumah saudagar kaya…
“Indah sekali! Oh, sebaiknya kuberikan kalung ini pada Fatimah! Dia sudah menolongku! Kalau saja dia tak menolong..” kata saudagar itu. Apa??
Saudagar kaya itu berjalan ke rumah Fatimah. Lalu dia memberikan kalung mutiara itu yang sejak awal milik Fatimah kepada Fatimah. Fatimah sangat terkejut…
Setelah itu saudagar kaya itu pulang.
Kalung mutiara berharga milik Fatimah yang Fatimah berikan pada seorang pengemis, akhirnya kembali lagi ke tangan Fatimah setelah berpindah-pindah pemilik, berkat kebaikan hati mutiara Fatimah yang seperti mutiara di kalung itu… sama cerahnya, sama bersinarnya, dan sama putihnya.
Cerpen Karangan: Namira Assyifa Prasetio

SUMBER: 
1. http://id.wikipedia.org/wiki/ 
2. http://ami26chan.wordpress.com/2011/03/08/karya-non-ilmiah/ 
3. http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-%E2%80%9Cperbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah%E2%80%9D/ 



METODE ILMIAH

A.    PENGERTIAN

Metode ilmiah adalah proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen.

B.      TUJUAN

Tujuan METODE ILMIAH itu sendiri adalah mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.secara luas di simpulkan bahwa tujuan metode ilmiah yaitu:

1. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
2. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
3. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.

C.      SIKAP ILMIAH

            Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An  attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
            Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu  komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain  kecendrungan individu  untuk bertindak atau berprilaku  dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1. Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia berusaha mengetahuinya. senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa.
2. Sikap kritis :  Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan. 
3. Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri.
4. Sikap ingin menemukan:  Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru.
5. Sikap menghargai karya orang lain : Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya.
6. Sikap tekun   : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7. Sikap terbuka   : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negative terhadap pendapatnya.

Lebih rinci Diederich mengidentifikasikan 20 komponen sikap ilmiah:
a.  Selalu meragukan sesuatu.
b.  Percaya akan kemungkinan penyelesaian masalah.
c.  Selalu menginginkan adanya verifikasi eksprimental.
d.  Tekun
e.  Suka pada sesuatu yang baru.
f.  Mudah mengubah pendapat atau opini.
g.  Loyal terhadap kebenaran.
h.  Objektif
i.   Enggan mempercayai takhyul.
j.   Menyukai penjelasan ilmiah.
k.  Selalu berusaha melengkapi penegathuan yang dimilikinya.
l.   Tidak tergesa-gesa mengambil keputusan.
m. Dapat membedakan antara hipotesis dan solusi.
n.  Menyadari perlunya asumsi.
o.  Pendapatnya bersifat fundamental.
p.  Menghargai struktur teoritis
q.  Menghargai kuantifikasi
r. Dapat menerima pengertian kebolehjadian dan,
s. Dapat menerima pengertian generalisasi

Langkah-langkah pada metode ilmiah antara lain:
Memilih dan mendefinisikan masalah
Survey terhadap data yang tersedia
Memformulasikan hipotesa
Membangun kerangka analisa serta alat-alat dalam menguji hipotesa
Mengumpulkan data primer
Mengolah, menganalisa serta membuat interpretasi
Membuat generalisasi dan kesimpulan
Membuat laporan

D.      LANGKAH-LANGKAH METODE PENULISAN ILMIAH

1.    Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan.
2.    Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk pertanyaan.
3.    Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
4.    Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian yang sesuai.
5.    Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara, atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel penelitian.
6.    Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan penelitian atau pengujian secara kualitatif.
7.    Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar